Bagian tersulit dari patah hati bukan hanya perihal menyembuhkan lukanya. Akan tetapi, memastikan apakah benarbenar sudah sembuh atau masih patah. Ketika kemudian merasa telah menemukan yang lebih baik, dilema yang hebat akan muncul.
Bagaimana dengan patahnya? Bagaimana isi hatinya? Bagaimana dengan kenangan buruknya? Sudahkah semuanya luruh dan benarbenar disembuhkan oleh waktu? Sungguhkah semuanya sudah membaik dan tak bersisa lagi kepingan yang berserak?
Bagaimana bila nanti hatinya patah lagi? Bagaimana lagi caranya untuk sembuh bila harus patah dan patah lagi. Terluka dan terluka lagi. Adakah seseorang yang dapat menjaga hati yang sudah patah ini dengan setulus hatinya?
Lantas saat sudah merasa sangat yakin bahwa semuanya akan baikbaik saja, bahwa semuanya akan dapat lebih baik. Dan hatinya tak akan patah lagi, masalah muncul satu persatu. Tidak besar. Bahkan sepele. Tapi mengapa rasanya sangat sakit? Sakitnya membuat sampai tak lagi dapat berpikir jernih. Emosi ikut meluapluap dan pecah kembali. Susunan yang sudah mulai rapi, berhamburan tak tentu lagi. Menurutmu mengapa?
Karena masalah kecil itu,
Membuat hati yang patah kembali mengingat kenangan terburuk dari rasa sakit masa lalu. Rasa sakitnya menjadi berkalikali lipat. Bahkan lara yang didera tak dapat lagi dikendalikan.
Begitukah yang dinamakan sudah disembuhkan oleh waktu?
Tidak pernah ada yang sembuh. Bahkan kata membaik saja hanya sekadar penghiburan untuk hati yang tak lagi memiliki gairah hidup. Patah, akan tetap patah. Meski direkatkan kembali, lukanya tak akan pernah hilang. Dan kenangannya, tak akan pernah ada yang benarbenar dilupakan. Seolah membawa bom waktu yang bisa kapan saja meledak.
Lalu adakah seseorang yang dapat meyakinkan?
Sosok sederhana yang menawarkan kebahagiaan dengan cara yang lebih sederhana. Bagaimana?
"Saling menyayangi"
Namun, datang seseorang itu saat tak lagi tahu apa yang benarbenar diinginkan. Saat sudah tak ingin lagi terluka dengan cara yang sama. Kemudian kembali menata lagi dan lagi. Setelah melangkah bersamasama, dan tahu bagaimana karakter serta kepribadiannya, saat itu juga tersadar bahwa tak akan pernah ada yang sempurna.
Meski kau hanya meminta seseorang berhati lapang yang sangat sangat lapang agar dapat menerima kasih sayangmu yang teramat besar dengan penuh kelembutan, kenyataannya, tak ada yang seperti itu. Tak akan pernah kau temui seseorang yang seperti itu.
Di dalam dunia nyata,
Terlalu diperhatikan, membuat risih. Terlalu disayang, membuat bosan. Hati yang memiliki rasa sayang yang teramat besar, harus siap untuk terus menerus patah hati.
Mengapa?
Bukan karena kau lemah. Tapi hatinya sudah rapuh.
Maka jangan pernah patah hati. Jangan pernah mematahkan hatimu karena halhal yang mengatasnamakan cinta.
Sembuhnya sulit, jadi jangan mainmain.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar